Pages

Jumat, 23 September 2011

Doa Rosario (Peristiwa Cahaya)

Kelima Peristiwa Cahaya merupakan penambahan lima misteri baru kepada rosario Santa Perawan Maria oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2002. Penamahan lima Peristiwa Cahaya, yaitu masa perutusan Yesus di hadapan orang banyak, adalah untuk lebih menekankan bahwa pusat devosi Maria, yang salah satu bentuk dan praktek lahiriahnya adalah dengan berdoa rosario, ialah kepada Kristus. Diharapkan, dengan adanya renungan makna Peristiwa Cahaya ini membuat umat semakin memahami dan mencintai rosario.


Pada Peristiwa Cahaya pertama, saat Yesus dibaptis di Sungai Yordan, terdengarlah suara dari langit; “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Lukas 3:21-22). Peristiwa ini merupakan suatu bukti yang menjamin bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Anak Allah, dan bahkan Allah sendirilah yang menyatakan demikian. Jadi apabila Yesus yang adalah Anak Allah merelakan diri-Nya untuk melayani orang lain, kita yang telah dipersatukan sebagai anak Allah dalam pembaptisan pun diharapkan berbuat demikian pula. Jangan malu dan ragu dalam melayani, seberapa banyak yang bisa kita perbuat, ingatlah bahwa Yesus telah melakukannya terlebih dahulu.


Dalam Peristiwa Cahaya kedua, Yesus melakukan mujizat mengubah air menjadi anggur pada pesta nikah di Kana (Yohanes 2:1-11). Hal ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam pelayanan untuk Tuhan pun, kita bisa “kehabisan anggur”. Melayani Tuhan tidak berarti kita terjamin selalu bahagia, selalu senang, selalu bersemangat dan selalu berhasil. Malah banyak dari kita merasa gagal, jadi mandeg, tidak mendapat dukungan ataupun jenuh. Pada saat inilah kita perlu meminta agar Yesus selalu “menambahkan anggur” dalam kehidupan dan pelayanan kita. Dengan rosario, kita berdoa bersama Bunda Maria untuk senantiasa dimampukan dalam setiap langkah kehidupan dan pelayanan kita, niscaya Yesus akan “menambahkan anggur” dengan berlimpah-limpah, dan tentunya dengan anggur yang lebih baik.

Setelah dikukuhkan lewat pembaptisan dan menimba kekuatan anggur Tuhan, saatnya kita mewartakan Kerajaan Allah sebagaimana yang Yesus lakukan dalam Peristiwa Cahaya ketiga (Matius 4:12-17). Sesungguhnya pembaptisan kita sia-sia dan tidak membawa keselamatan bila kita tidak bertobat dan membawa anugrah pertobatan, yaitu keselamatan kekal, sukacita dan damai sejahtera, melalui pelayanan kepada sesama kita.

Dalam Peristiwa Cahaya keempat, diceritakan bagaimana Allah Bapa mempermuliakan Anak-Nya Yesus Kristus di Gunung Tabor (Lukas 9:28-36). Dalam kitab suci, ada 2 gunung yang disebut-sebut dalam perjalanan hidup Yesus, yaitu Gunung Tabor dan Gunung (Bukit) Kalvari. Gunung Tabor adalah tempat Yesus dimuliakan; sementara Bukit Kalvari adalah tempat Yesus disalib setelah menjalani serangkaian penderitaan. Tapi sesungguhnya lewat penderitaan dan penghinaan itu, Yesus pun dimuliakan oleh Allah Bapa dengan bangkitnya Dia dari kematian pada hari ketiga. Yesus adalah Anak Allah dan Juruselamat kita yang hidup!

Dalam Peristiwa Cahaya kelima, Yesus menetapkan Ekaristi dan meminta para murid untuk melakukannya sebagai kenangan akan Dia yang telah mengorbankan Tubuh dan Darah-Nya sendiri (Matius 26:26-29). Ekaristi-lah jaminan yang ditinggalkan oleh Yesus bahwa Dia akan selalu menyertai kita sampai akhir jaman. Yesus memang sudah tidak berada bersama kita secara fisik, tapi lewat Ekaristi kita mengalami kehadiran-Nya yang selalu menyertai kita. Maka sungguh sayang apabila kita merasa bosan, mengantuk saat Misa dan tidak menghormati perayaan Ekaristi.


Sumber: http://www.reginacaeli.org/index.php?option=com_content&view=article&id=2212:merenungi-peristiwa-cahaya&catid=325:edisi-8&Itemid=288
diposting: jetszz