Pages

Kamis, 06 Oktober 2011

Santa Perawan Maria, Ratu Rosario

Santa Perawan Maria, Ratu Rosario

Menurut pengalaman saya sebagai Pastor Paroki selama ini, salah satu devosi yang sangat berkembang dan digemari oleh umat yakni doa Rosario. Di lingkungan atau stasi, bila sudah memasuki bulan Mei sebagai Bulan Maria atau bulan Oktober sebagai Bulan Rosario, mereka tekun dalam pertemuan bersama untuk berdoa Rosario. Intensitas pertemuan juga cukup tinggi, ada yang satu minggu sekali, ada yang 2 kali seminggu, ada yang 3 kali seminggu bahkan ada yang tiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. Herannya, umat yang hadir dapat dibilang banyak.

Berbeda sekali saat lingkungan mengadakan pertemuan sharing iman, Pendalaman Iman atau Pendalaman Kitab Suci yang hadir tidak terlalu banyak. Antusiasme umat berkurang. Ada apa ini? Aneh, tetapi itulah yang terjadi di lapangan. Mungkin doa Rosario begitu mudah, sederhana dan sudah dihafal sehingga tidak ada beban sedikit pun bagi mereka. Apa pun yang terjadi, devosi doa Rosario patut kita apresiasi sebagai gerakan kesalehan rohani umat.

Asal muasal


Semua kebiasaan yang kini berkembang selalu ada latar belakangnya. Begitu pula peringatan wajib Maria Ratu Rosario yang dirayakan peringatannya oleh Gereja setiap tanggal 7 Oktober, punya sejarah sendiri. Kitanya perlu diceritakan di sini.

Pada tanggal 7 Oktober 1571 terjadi suatu pertempuran armada laut yang dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Turki memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah Halifasha. Sebelum pertempuan ini, Turki telah menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius V yang pada waktu itu duduk di Takhta St. Petrus di Roma menyerukan supaya semua orang Katolik di Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha. Kemudian Paus menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan menghadapi armada Turki.

Don Yuan terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Ketika tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka masing-masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka memegang senjata. Paus yang menyadari armada ini tidak ada artinya dibandingkan dengan armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh penduduk Eropa berdoa rosario. Di mana-mana orang berdoa Rosario selama 24 jam terus-menerus.

Tanggal 7 Oktober 1571 pukul 11.30, kedua armada itu mulai bertempur dengan dahsyat hingga baru berakhir pukul 5.30 sore, hari berikutnya. Mukjizat terjadi di sana. Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan. Halifasha mati terbunuh. Karena kemenangan Rosario ini, maka tanggal 7 Oktober ditetapkkan sebagai hari peringatan Maria Ratu Rosario (lih.Indocell.net/yesaya)

Maria, Teladan Doa

Teladan apa? Maria adalah teladan dalam hal berdoa. Maria adalah seorang ratu dalam hal doa. Artinya, dia adalah orang yang unggul dalam hidup doa. Imannya yang begitu kuat dan mendalam tidak mungkin dimiliki tanpa hidup doa yang baik. Gereja melihat keunggulan Maria dalam aspek ini. Karena dia sebagai seorang pendoa kontemplatif, niscaya dia juga seorang yang tidak egois, ia sangat tahu dan peduli terhadap kebutuhan orang lain. Tidak hanya itu, Maria akhirnya membawa masalah itu kepada Yesus. Akhirnya orang mendapatkan pertolongan. Kita ingat cerita indah itu pada peristiwa Perkawinan di Kana di mana terjadi mukjizat air diubah menjadi anggur oleh Yesus.

Begitulah Maria memang pantas sebagai Ratu Rosario dan Ratu doa. Umat begitu mudah memahami akan hal ini sehingga mereka sangat senang berdevosi dan berdoa Rosario untuk membangun relasi pribadi dengan Tuhan dan Bunda-Nya. Dengan berdoa Rosario, umat sering mendapat pertolongan Tuhan, seperti keluarga yang mengadakan hajatan pernikahan di Kana.

Selain itu, dengan berdoa Rosario umat dapat memupuk iman dan menyucikan waktu dan hidupnya untuk Tuhan.

RUAH/Yudhi