Matius 13:18-23
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh ganda."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah paroki pernah mengadakan penelitian tentang angkatan baptisan dewasa setelah 10 tahun. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan iman mereka 10 tahun kemudian. Hasilnya sangat menarik. Beberapa dari antara mereka ada yang menjadi aktivis paroki, aktivis keuskupan, aktivis kampus, tetapi ada yang menjadi katolik KTP saja, bahkan ada juga yang telah pindah agama; malah ada satu yang tinggal di penjara karena suatu kejahatan. Dewan Paroki heran mengapa dapat terjadi demikian, padahal pelajaran agama yang diterima sama.
Jawabannya seperti yang diungkapkan Yesus dalam Injil. Meski sabda Tuhan yang ditaburkan sama, tetapi penerimanya lain-lain. Ada yang seperti tanah berbatu, ada yang seperti tanah kering, ada yang tanah subur, dan ada yang dikerumuni duri. Akibatnya, sabda Tuhan itu tumbuh tidak sama, bahkan ada yang mati. Demikian juga ajaran iman yang diterima orang-orang yang dipermandikan dalam waktu sama, dihidupi, diolah olah pribadi manusia yang beda-beda. Maka hasilnya pun berbeda. Ada yang menghasilkan 100 kali, 60 kali, 30 kali.
Apakah aku menjadi tanah yang subur bagi sabda Tuhan yang aku terima? Atau aku tanah yang berbatu? Untuk menjadi tanah subur diperlukan keterbukaan hati kepada sabda Tuhan dan kerelaan dibimbing oleh sabda Tuhan sendiri. Diperlukan usaha terus-menerus melakukan sabda Tuhan yang kita sadari dalam hidup kita. Apakah aku mau melaksanakannya?
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus kembali menegaskan betapa pentingnya mempersiapkan lahan yang baik untuk pertumbuhan benih agar berkembang dan berbuah. Bagi manusia, iman adalah syarat agar hidup berbuah berlimpah ruah. Ada banyak orang yang berada dan memiliki harta dan uang yang tak terbatas tetapi hidup mereka tidak bahagia dan anak-anak mereka tidak sukses. Investasi mereka terutama dalam hal-hal duniawi. Sedangkan jika yang duniawi juga diinvestasikan untuk yang rohani, maka hasilnya pun akan ganda: kesuksesan duniawi plus kebahagiaan rohani.
Orang yang memiliki harta sesungguhnya lebih mudah bahagia daripada orang miskin karena memiliki sarana untuk mengusahakan kebaikan dengan harta dan uang mereka. Yang diperlukan adalah kemauan untuk menggunakan yang duniawi untuk mencapai kekayaan rohani sehingga hidup bisa menghasilkan buah beratus kali lipat: baik yang duniawi dan maupun yang rohani sekaligus.
CONTEMPLATIO:
Ambillah sikap tenang dan bayangkanlah keluargamu bagaikan suatu kebun yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman yang bagus. Tanaman itu adalah anggota keluargamu dan bersyukurlah atas mereka karena oleh berkat Tuhan, mereka akan menghasilkan buah karya kehidupan berlimpah.
Sumber:
Paul Suparno, SJ -- Inspirasi Batin 2007
Frietz R. Tambunan, Pr -- Mutiara Iman 2010
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh ganda."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah paroki pernah mengadakan penelitian tentang angkatan baptisan dewasa setelah 10 tahun. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan iman mereka 10 tahun kemudian. Hasilnya sangat menarik. Beberapa dari antara mereka ada yang menjadi aktivis paroki, aktivis keuskupan, aktivis kampus, tetapi ada yang menjadi katolik KTP saja, bahkan ada juga yang telah pindah agama; malah ada satu yang tinggal di penjara karena suatu kejahatan. Dewan Paroki heran mengapa dapat terjadi demikian, padahal pelajaran agama yang diterima sama.
Jawabannya seperti yang diungkapkan Yesus dalam Injil. Meski sabda Tuhan yang ditaburkan sama, tetapi penerimanya lain-lain. Ada yang seperti tanah berbatu, ada yang seperti tanah kering, ada yang tanah subur, dan ada yang dikerumuni duri. Akibatnya, sabda Tuhan itu tumbuh tidak sama, bahkan ada yang mati. Demikian juga ajaran iman yang diterima orang-orang yang dipermandikan dalam waktu sama, dihidupi, diolah olah pribadi manusia yang beda-beda. Maka hasilnya pun berbeda. Ada yang menghasilkan 100 kali, 60 kali, 30 kali.
Apakah aku menjadi tanah yang subur bagi sabda Tuhan yang aku terima? Atau aku tanah yang berbatu? Untuk menjadi tanah subur diperlukan keterbukaan hati kepada sabda Tuhan dan kerelaan dibimbing oleh sabda Tuhan sendiri. Diperlukan usaha terus-menerus melakukan sabda Tuhan yang kita sadari dalam hidup kita. Apakah aku mau melaksanakannya?
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus kembali menegaskan betapa pentingnya mempersiapkan lahan yang baik untuk pertumbuhan benih agar berkembang dan berbuah. Bagi manusia, iman adalah syarat agar hidup berbuah berlimpah ruah. Ada banyak orang yang berada dan memiliki harta dan uang yang tak terbatas tetapi hidup mereka tidak bahagia dan anak-anak mereka tidak sukses. Investasi mereka terutama dalam hal-hal duniawi. Sedangkan jika yang duniawi juga diinvestasikan untuk yang rohani, maka hasilnya pun akan ganda: kesuksesan duniawi plus kebahagiaan rohani.
Orang yang memiliki harta sesungguhnya lebih mudah bahagia daripada orang miskin karena memiliki sarana untuk mengusahakan kebaikan dengan harta dan uang mereka. Yang diperlukan adalah kemauan untuk menggunakan yang duniawi untuk mencapai kekayaan rohani sehingga hidup bisa menghasilkan buah beratus kali lipat: baik yang duniawi dan maupun yang rohani sekaligus.
CONTEMPLATIO:
Ambillah sikap tenang dan bayangkanlah keluargamu bagaikan suatu kebun yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman yang bagus. Tanaman itu adalah anggota keluargamu dan bersyukurlah atas mereka karena oleh berkat Tuhan, mereka akan menghasilkan buah karya kehidupan berlimpah.
Sumber:
Paul Suparno, SJ -- Inspirasi Batin 2007
Frietz R. Tambunan, Pr -- Mutiara Iman 2010
July 26, 2010, 19:06 by jetszz