Oleh: St. Sophronius, Uskup Yerusalem (+639)
Marilah kita semua bergegas menyongsong Dia, kita yang menghormati dan menyembah misteri Tuhan dengan penuh bakti. Marilah kita semua menyongsong Dia dengan hati terbuka. Jangan ada orang yang tidak ikut dalam perayaan ini, jangan ada orang yang tidak mau membawa terang.
Kita tambahkan di sini cahaya lilin menyala. Dengan demikian, kita menunjukkan sinar ilahi dari Dia yang datang untuk memberikan cahaya kepada segala; karena berlimpahnya terang abadi, maka segala sesuatu bermandikan cahaya, ketika bayangan jahat sudah disingkirkan. Dengan demikian, kita menunjukkan cahaya jiwa, yang harus kita bawa menyongsong Kristus.
Perawan suci murni, Bunda Allah, di tangannya menantang Terang Sejati dan datang menolong mereka yang terbaring dalam kegelapan. Demikian juga kita harus bergegas menyongsong Dia yang Terang Sejati, diterangi sinar cahaya-Nya, dan di tangan membawa terang, yang bersinar bagi segala manusia. Terang sejati, yang menerangi setiap orang yang datang ke dunia sudah datang.
Para saudara, hendaklah kita semua jadi terangi, kita semua diliputi dengan terang. Janganlah ada orang mengasingkan diri dari cahaya ini. Janganlah ada yang sudah dipenuhi olehnya, tetapi tinggal dalam kegelapan. Namun, hendaklah kita semua tampil ke luar bercahaya terang. Marilah kita bersama-sama bercahaya terang untuk bersama dengan Simeon tua menyambut terang yang bersinar selalu: Bersukacita bersama dia di dalam jiwa.
(Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 1, Yogyakarta: Kanisius, 1982, hlm 61-63; RUAH 2012-1 hlm 125)
Marilah kita semua bergegas menyongsong Dia, kita yang menghormati dan menyembah misteri Tuhan dengan penuh bakti. Marilah kita semua menyongsong Dia dengan hati terbuka. Jangan ada orang yang tidak ikut dalam perayaan ini, jangan ada orang yang tidak mau membawa terang.
Kita tambahkan di sini cahaya lilin menyala. Dengan demikian, kita menunjukkan sinar ilahi dari Dia yang datang untuk memberikan cahaya kepada segala; karena berlimpahnya terang abadi, maka segala sesuatu bermandikan cahaya, ketika bayangan jahat sudah disingkirkan. Dengan demikian, kita menunjukkan cahaya jiwa, yang harus kita bawa menyongsong Kristus.
Perawan suci murni, Bunda Allah, di tangannya menantang Terang Sejati dan datang menolong mereka yang terbaring dalam kegelapan. Demikian juga kita harus bergegas menyongsong Dia yang Terang Sejati, diterangi sinar cahaya-Nya, dan di tangan membawa terang, yang bersinar bagi segala manusia. Terang sejati, yang menerangi setiap orang yang datang ke dunia sudah datang.
Para saudara, hendaklah kita semua jadi terangi, kita semua diliputi dengan terang. Janganlah ada orang mengasingkan diri dari cahaya ini. Janganlah ada yang sudah dipenuhi olehnya, tetapi tinggal dalam kegelapan. Namun, hendaklah kita semua tampil ke luar bercahaya terang. Marilah kita bersama-sama bercahaya terang untuk bersama dengan Simeon tua menyambut terang yang bersinar selalu: Bersukacita bersama dia di dalam jiwa.
(Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 1, Yogyakarta: Kanisius, 1982, hlm 61-63; RUAH 2012-1 hlm 125)